Duniaku-Duniamu, Tak Sama

 #CHAPTER 1


Source Image : https://www.liputan6.com/

    Menjadi seorang anak indigo membuatku belajar dan memahami kehidupan dari dua sudut pandang yang berbeda. Mereka yang tidak terlihat oleh manusia normal pada umumnya dapat aku lihat dimanapun dan kapanpun. Sama halnya seperti dikehidupan manusia, mereka yang tidak terlihat juga memiliki berbagai latar kematian yang berbeda. Ada yang mati karena terbunuh, dibunuh, tertabrak, ditabrak, tenggelam, tercekik, dipukul dan sebagainya. Aku dapat melihat mereka sejak aku kecil. Selama 20 tahun aku hidup berdampingan dengan mereka dan hal itu sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Semua aktivitas yang aku lakukan selalu berdampingan dengan mereka. Disaat aku sedang membaca buku, duduk di ruang TV, makan, berkeliling-keliling kota dan bahkan mereka juga menemaniku tidur. Anak indigo sepertiku dapat dimanfaatkan oleh mereka sebagai perantara disaat ada yang ingin mereka katakan ke manusia. Biasanya mereka melakukan itu, dikarenakan kematian telah menjemput mereka terlebih dahulu. Aku terlahir seperti ini bukan karena keinginanku, hanya saja sifat indigo yang aku punya ialah sifat keturunan yang aku dapatkan dari nenekku. Sifat indigo ini juga termasuk kekurangan yang terdapat dari dalam diriku, yang mana kekurangan tersebut akan berpengaruh besar terhadap kepribadianku. Iyaa...sifat indigo sebenarnya tidak dapat diwariskan begitu saja layaknya gen, tetapi inilah realita yang aku dapatkan.
    Orang-orang memanggilku sebagai anak penahkluk hantu. Panggilan namaku yang dibuat oleh mereka terdengar layaknya lelucon. Jika, boleh berkata jujur aku sangat tidak nyaman dengan nama panggilan yang mereka berikan untukku. Padahal kedua orang tuaku telah memberikan nama yang indah untukku, yaitu Permata Putri Angeli, tapi tak apa aku akan tetap bersikap biasa saja karena mereka tidak akan mengetahui maksud dan tujuanku menerima nama panggilan tersebut. Sampai saat ini aku sama sekali tidak memiliki teman yang berwujud serupa denganku. Entah mengapa disaat aku belum menceritakan kepada mereka siapa diriku yang sebenarnya, ekspresi dan juga sikap mereka kepadaku setelah itu berubah drastis dan perbedaan itu terlihat nyata dari sikap mereka kepadaku disaat aku belum menceritakan kepada mereka siapa diriku yang sebenarnya. Mereka menjauhiku bahkan mengucilkanku. Padahal aku hanya butuh teman yang dapat aku jadikan wadah bercerita, tapi sepertinya aku tidak akan pernah memiliki teman yang sewujud denganku di dunia ini. Bahkan keluargaku saja tidak menganggapku ada. Jika, setiap orang dilahirkan dengan keunikan dan kekurangannya masing-masing maka hal tersebut tidak akan terlalu menjadi sebuah masalah yang besar bukan? Tapi kenyataannya hal tersebut menjadi sebuah masalah yang besar bagiku. Dahulu kedua orang tuaku sangat menyayangiku, tapi dengan seiring berjalannya waktu mereka memperlakukanku dengan cara yang berbeda. Bersikap acuh tak acuh kepadaku, tidak pernah memberikan pelukan hangat lagi kepadaku, bahkan untuk sekedar berbicara saja tak pernah. Kedua orang tuaku saja tidak memperdulikanku dan mungkin saja mereka juga malu memiliki anak indigo sepertiku, apalagi orang lain yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah denganku? Tidak mudah bagiku hidup diumur 20 tahun ini sendirian dan tanpa seorang teman. Hanya ada satu orang saja yang dapat mengerti keadaanku pada saat itu, orang itu adalah nenekku. Tapi sayangnya beliau telah wafat disaat aku berumur 7 tahun. Setelah beliau tiada di dunia, aku masih tetap dapat menceritakan keluh kesahku kepada beliau dan kepada mereka yang wujudnya tidak dapat dilihat oleh manusia normal. Pada umumnya mereka disebut sebagai hantu, setan, jin ataupun mahkluk halus. Wujudku dengan mereka sangat berbeda, tapi mereka dapat mengerti dan menerima kekurangan yang aku punya. Perbedaan seperti apakah ini? Mengapa mereka yang disebut hantu lebih bisa mengerti diriku? Sedangkan mereka yang berwujud manusia malah sebaliknya? Pertanyaan seperti itu selalu aku ucapkan dari mulutku setiap aku merasa sedih dan kesepian.
    Setelah 13 tahun kepergian nenek di dunia, aku masih dapat bertemu dengannya berkat sifat indigo yang aku punya. Arwah nenek selalu berada disampingku kapanpun dan dimanapun. Aku selayaknya berkomunikasi dan berhubungan baik dengan manusia, padahal aku hanya berkomunikasi dan berhubungan dengan arwah manusia yang telah wafat diwaktu-waktu lampau. Terkadang aku merasa sedih disaat aku menyadari bahwasannya tidak ada seorangpun yang ingin berteman denganku. Tetapi disisi lain aku merasa terbantu dengan sifat indigo yang aku punya. Aku memang tidak memiliki teman yang wujudnya serupa denganku, tapi aku memiliki banyak teman dengan wujud yang sangat berbeda denganku. Aku dapat melihat mereka dengan jelas bahkan dengan bermacam-macam bentukannya. Ada yang memiliki wajah sangat tampan, tapi bagian-bagian anggota tubuh utamanya hancur lebur akibat kecelakaan hebat yang dialaminya dan membuatnya kehilangan raganya, arwah itu bernama Ricky. Umurnya sekitar 23 tahun dan telah meninggal pada tahun 2017 yang lalu. Aku bertemu dengan arwah Ricky sekitar 7 bulan yang lalu di dekat jembatan selayar hijau diseberang jalan kota yang lumayan jauh dari rumahku. Jembatan selayar hijau tersebut ialah jembatan yang menghubungkan antara pegunungan Tiga Ras dengan kota Lathi. Seperti yang aku ketahui, jembatan tersebut tidak terlalu ramai dilintasi oleh kendaraan-kendaraan bermotor dan juga truck-truck besar, apalagi jika sudah memasuki diatas jam 11 malam. Ricky meninggal dikarenakan tertabrak oleh truck depot air yang baru saja mengambil air minum di daerah pegunungan Tiga Ras. Tepat jam 11 malam Ricky melintasi jembatan tersebut dan tiba-tiba.....crash!!!!!! Tubuh Ricky langsung tercampak kearah bawah kolong truck sedangkan motornya tercampak keluar batas jembatan. Supir truck yang tidak menyadari kejadian tersebut terus melaju dan melindas seluruh anggota tubuh Ricky, anggota tubuh yang tidak terlindas hanya bagian kepala saja. Padahal pada saat Ricky akan melintasi jembatan selayar hijau tersebut tidak ada satupun kendaraan yang akan melaju secara berlawanan dari arahnya, disaat ia tahu tidak ada kendaraan yang melintas, ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dikarenakan kondisi jembatan yang sunyi dan membuatnya takut untuk melintasi jembatan dengan kecepatan rendah, tapi entah mengapa tepat di pertengahan jembatan tiba-tiba muncul truck dengan kecepatan tinggi pula dan saat itulah Ricky mengalami kecelakaan hebat. Arwah Ricky menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepadaku saat aku mencoba membujuknya untuk ikut tinggal bersama di rumahku.
    Sebelum aku mengajak Ricky untuk ikut bersamaku, Ricky menetap ditempat kediamannya, yaitu tepat dipertengahan jembatan selayar hijau. Jembatan tersebut terkenal angker oleh masyarakat sekitar sejak kejadian yang dialami oleh Ricky. Tidak sedikit kejadian setiap kali ada kendaraan yang melintas di jembatan tersebut dapat dipastikan akan mengalami kejadian yang serupa seperti Ricky. Aku rasa arwah Ricky melakukan hal tersebut untuk melakukan balas dendam, agar kejadian yang telah dialaminya yang sampai merenggut nyawanya dapat dialami oleh manusia lainnya. Syukurnya saat aku telah berhasil membujuk Ricky untuk ikut bersamaku kejadian seperti itu tak terulang kembali.


To Be Continue...

Comments

  1. Dua dunia yang tak kan pernah bisa menyatu����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kamu dan dirinya bisa menyatu ya di dunia yang sama serta dapat menua bersama sampai nantinya bertemu kembali di dunia yang berbeda.

      Delete
  2. Dunia perasaan kita berbeda, aku berusaha untuk bisa menyamai namun kurasa semua itu sia-sia karena dunia perasaan kita pernah bisa sama.

    ReplyDelete
  3. *Karena dunia perasaan kita tidak pernah bisa sama

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts