I Live Forever With This Building
#CHAPTER 2
Source Image : https://www.cnnindonesia.com
Sampai saat ini aku masih menjadi kepala UGD di Rumah Sakit
ini, rasa curiga dari semua pegawai kepadaku tidak pernah muncul. Aku pikir
semua yang aku perbuat sudah melebihi batas wajar, tetapi kenapa mereka semua
masih belum menyadari siapa diriku yang sebenarnya? Memang gerak-gerikku saat
sedang bekerja tidak mencurigakan, aku selalu berhasil melakukan setiap
rencanaku. Saat ini keadaan halaman belakang gedung Rumah Sakit ini semakin
sempit, karena semakin banyaknya jasad pasien yang aku kubur disini. Aku tidak
tahu jasad mereka akan terurai dengan baik atau tidak, tetapi yang aku tahu
jika manusia telah mati dan dikubur bersama tanah maka akan terjadi proses
penguraian yang baik dan proses penguraian tersebut dibantu oleh jasad-jasad
renik serta hewan-hewan kecil yang berasal dari dalam tanah. Aku berharap semua
tubuh pasienku itu sudah abadi menyatu bersama tanah tanpa menyisakan satupun
kerangka tubuh yang mereka punya.
Kondisi diriku yang sekarang semakin tidak karuan, bahkan aku
sudah tidak memakan makanan yang biasanya dikonsumsi oleh manusia normal pada
umumnya. Setiap kali aku berbelanja di supermarket, aku selalu membeli banyak
daging sapi dan ayam segar. Daging-daging tersebut yang sampai saat ini sudah
menjadi makanan sehari-hariku, tetapi dari kedua jenis daging yang selalu aku
beli ada salah satu jenis daging yang paling aku suka dan tidak ada dijual di
supermarket, yaitu daging manusia...
Dikala malam itu aku berniat untuk tidak memakan daging dan
semua organ tubuh pasienku, tetapi tetap saja aku gagal untuk melawan nafsuku
itu. Sangat mubazir rasanya jika aku tidak memakan daging beserta semua
organnya, darimana aku bisa menikmati kenikmatannya jika tidak dari pekerjaanku
ini? Akhirnya aku tetap menuruti nafsu kejiku itu, tetapi kali ini aku mencoba
untuk memulai aksiku dari bagian kepalanya terlebih dahulu. Disaat aku
memecahkan tengkoraknya aku melihat sebuah organ yang begitu segar tampilannya,
organ itu ialah otak. Warna abu-abu yang diselimuti cairan telah menjadi ciri
khasnya serta terdapat banyaknya lekukan dan syaraf-syaraf neuron didalamnya,
teksturnya yang begitu lembut disaat aku memegangnya semakin membuatku ingin
segera memakannya. Andai saja sedari awal aku melakukan hal yang serupa sudah
kupastikan kenikmatan ini akan selalu aku dapatkan dimalam-malam yang
sebelumnya, tetapi dimalam itu aku tidak langsung melahap mentah-mentah dagingnya
serta organ dalamnya yang aku ambil. Aku mencoba untuk menikmati daging dan
organ kesukaanku itu dengan perlakuan yang berbeda, yaitu dengan cara memasaknya
dan memanggangnya. Aku mengambil alat hot
plate magnetic stirrer, kompor listrik dan oven dari ruangan laboratorium Rumah Sakit. Untungnya disaat aku
mengambil semua alat tersebut dari ruangan laboratorium tidak ada satu orangpun
yang mengetahui. Sungguh malang sekali nasib pasienku dimalam itu, karena aku
menikmati seluruh tubuhnya secara bertahap dan bahkan sesekali aku mematahkan,
memotong serta merobek beberapa bagian yang terdapat ditubuhnya.
Ternyata rasanya lebih lezat jika dagingnya beserta semua
organ tubuhnya dimasak terlebih dahulu, pasti akan lebih lezat dan gurih jika
ditambah sedikit bumbu dapur, tetapi aku tidak akan mungkin pergi dari dalam
ruangan UGD ini demi membeli bumbu dapur itu, karena akan sangat berbahaya jika
aku meninggalkan ruangan UGD pada saat jam operasi. Jadi, aku memutuskan untuk
mengolah daging beserta organ dalam tersebut tanpa menggunakan bumbu apapun. Pada
malam itu aku memasak otaknya terlebih dahulu, setelah itu aku memasak
jantungnya dengan menggunakan kompor listrik. Sedangkan organ yang lain aku
panggang di dalam oven. Daging
beserta jari-jari tangan dan kakinya aku panaskan menggunakan hot plate magnetic stirrer. Ruangan UGD
ini seperti ku perlakukan selayaknya dapur umum Rumah Sakit. Tubuh pasienku itu
semakin habis dan sangat usang. Kerakusanku dimalam itu melebihi dimalam-malam
sebelumnya, bahkan aku hampir menghabiskan 1 tubuh manusia sekaligus!
Sepertinya jiwa kanibalismeku ini tidak sendiri, entah mungkin ada beberapa
jin yang merasuki serta membantuku untuk menjadi lebih rakus seperti ini.
Tidak terasa aksi kejiku dimalam itu sudah berjalan selama 4,5
jam didalam ruangan UGD ini. Belum sempat aku menikmati daging dan organ olahan
yang aku buat. Tiba-tiba saja alarm darurat di ruangan UGD ini berbunyi, aku
tak tahu apa penyebabnya. Ternyata aku melupakan satu hal, bahwasannya ruangan
UGD ini sangat steril sekali sehingga alat-alat laboratorium yang aku bawa ke
ruangan UGD ini menjadi penyebab bunyinya alarm ini. Aku sangat panik dimalam
itu dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Pikiranku sudah tidak
karuan, aku tidak tenang, jantungku berdegup sangat kencang. Tidak lama
kemudian aku mendengar rentakan langkah kaki yang menuju ke ruangan UGD ini.
Semua dinding ruangan UGD ini terbuat dari kaca, dan tidak ada satupun jendela
sehingga aku tidak bisa keluar dari dalam ruangan ini. Aku terjebak di dalam
ruangan ini, aku sudah tidak memikirkan keinginan nafsuku itu karena aku hanya
memikirkan diriku sendiri. Aku harus bisa keluar dari ruangan UGD ini! Aku
tidak boleh tertangkap oleh mereka! Sengaja sedari awal aku memberikan kunci
pengaman tambahan untuk pintu masuk utama ruangan UGD ini, tetapi sayangnya
kunci pengaman tersebut tidak bisa bertahan lama. Semua orang berhasil merusak
pintu utama ruangan UGD ini, tetapi untungnya aku berhasil keluar dari dalam
ruangan UGD itu. Yaaa…aku memecahkan dinding ruangan UGD itu dan meloncat dari
atas gedung Rumah Sakit yang tingginya mencapai 1600 meter dari total 2000 meter
tinggi keseluruhan gedung Rumah Sakit ini. Mereka sangat terkejut disaat melihat
kondisi pasienku di dalam ruangan UGD itu, karena tubuhnya sudah sangat usang
dan semua organ dalam beserta organ luarnya rusak parah akibat perbuatanku itu.
Sedangkan kondisiku saat itu sudah tidak bernyawa lagi. Nyawaku direnggut oleh
gedung Rumah Sakit ini. Aku mati dalam keadaan tragis. Kepalaku pecah, leherku
patah, kedua kaki dan tanganku terlepas dari tubuhku. Saat itu kondisi tubuhku
tidak jauh usangnya dengan kondisi tubuh pasienku itu.
Setelah kejadian mengerikan itu, Rumah Sakit ini disegel oleh
pihak polisi dan bahkan ditutup. Jasadku tidak dikuburkan, melainkan diawetkan
di dalam ruangan jenazah Rumah Sakit ini. Mungkin seiring berjalannya waktu aku
akan membusuk bersama dengan gedung Rumah Sakit ini dan menjadi pegawai abadi
disini…
THE END...
aku membaca fullnya disini wkwk
ReplyDeletewhaha terima kasih sudah mengunjungi blog saya
Delete