Brain or Heart?

Source Image : https://www.etsy.com
Terkadang kehidupan
yang kita jalani tidak sesuai dengan yang kita impikan. Siklus kehidupan tidak
dapat kita tebak dalam kondisi apapun. Mungkin saja hari ini kita merasa sangat
terpuruk akan sesuatu hal yang membuat diri kita ingin menyerah atau hari ini
kita merasa bahagia karena sesuatu hal yang sudah kita pilih tidak mengecewakan
hati. “Impian tidak sesuai dengan
kenyataan”. Begitu pahit rasanya disaat kita memaknai kalimat tersebut.
Memang sebuah impian tidak semuanya berakhir manis, bahkan malah ada yang
berakhir tragis. Nyatanya mengikuti keputusan dari ego pikiran kita tidak
begitu baik, karena ego tersebut bisa muncul disaat diri kita sedang buntu
untuk memilih sebuah keputusan yang tepat. Disaat sudah memilih dari beberapa
pilihan yang diberi, tetapi malah salah pilih. Hal tersebut ibaratkan sebuah
pisau tajam yang menusuk bagian dada kita secara spontan. Berat rasanya bagi
kita untuk menjalani sesuatu hal yang tidak sejalan dengan apa yang kita
impikan.

Source Image : https://free-latihan.blogspot.com
(Gambar hanya sebagai ilustrasi)
Sebuah target yang
telah kita buat hancur berantakan tidak tertata. Hati kita berat untuk membuka
celah, kaki kita berat untuk melangkah dan bahkan rasa ingin tahu yang kita
punya sama sekali tidak membara. Jika rasa penyesalan dapat membuahkan hasil
yang manis mungkin sebuah keputusan yang sudah kita ambil diawal tidak akan mengecewakan
diakhir. Jika menyerah tidaklah mungkin, tetapi untuk menjalaninya dengan
sungguh-sungguh juga tidak akan mungkin. Hati dan pikiran kita terasa
terbebani, bahkan apapun yang kita lakukan sangat sulit untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Keputusan dari ego pikiran yang kita punya hanya memberikan
dampak sementara terhadap perasaan kita, tetapi tidak dengan keputusan kita
yang berasal dari dalam hati. Keputusan dari dalam hati seharusnya menjadi
pilihan utama kita untuk memilih suatu jawaban, tetapi ego yang kita miliki
lebih besar sehingga diri kita terjebak akan keterpurukan diakhir sebuah kisah.
Mungkin dari beberapa
orang tidak bisa menerima sebuah
kenyataan, tetapi dari kebanyakan orang bisa menerima sebuah kenyataan
tersebut. Bukan karena mereka menyerah untuk mewujudkan impiannya, hanya saja
mereka bersyukur atas skenario hidup yang telah ditetapkan oleh-Nya, tetapi
apakah kita bisa merubah kenyataan tersebut? Apakah merubah kenyataan secara
personal termasuk melawan skenario-Nya? Coba pertannyaan tersebut kita jawab di
dalam hati kita masing-masing. Jawaban yang terdapat didalam hati kita itulah
jawaban yang sebenarnya. Dalam keadaan apapun hati kita tidak pernah berbohong,
hati kita selalu memberikan jawaban ataupun keputusan yang tepat. Jadi, mulai
saat ini pilihlah sebuah jawaban ataupun sebuah keputusan yang berasal dari
dalam hati kita. Sebuah penyesalan tidak pernah menjadi gerbang utama disebuah
kisah, melainkan ia selalu menjadi gerbang penutup disebuah kisah.
Emangnya kapan pikiran dan hati akan berhenti bertengkar?
ReplyDelete