Thank You For Everything...


Source Image : https://nusantaranews.com

Jika tanpaku ia sudah bahagia, kenapa aku harus datang di dalam kehidupannya? Pertanyaan seperti ini yang sering sekali muncul di dalam pikiranku. Sulit rasanya untuk menerima semua kenyataan ini. Aku semakin gelisah jika setiap kali aku memikirkannya, pikiranku tak karuan dan hatiku terasa membeku. Sudah sangat lama aku mengaguminya, tetapi ia hanya menganggapku sebagai teman baiknya saja. Aku hanya bisa terdiam saat itu. Perjuanganku untuk mencoba meluluhkan hatinya ternyata gagal. Ia bukan seorang wanita yang mudah jatuh cinta. Entah berapa banyak pria yang sudah ditolak olehnya. Bahkan pria yang sering jalan bersama dengannya juga dapat dipastikan tidak memiliki hubungan spesial di dalam hidupnya, karena ia hanya menganggap semua pria sebagai temannya. Ia wanita yang cantik, tak hanya parasnya saja melainkan hatinya juga mewakili parasnya. Ia wanita yang ceria, cerdas dan bahkan memiliki beberapa talenta. Tak jarang aku bisa menemukan wanita sepertinya.
By the way, namaku Boy sedangkan wanita itu bernama Rain, seperti arti namanya ia selalu datang sebagai hujan yang dapat menyejukkan hatiku disaat aku sedang melihatnya dari kejauhan. Melihatnya dari kejauhan saja sudah membuat hatiku sejuk, apalagi disaat aku bisa berjalan berdua dengannya dibawah rintikan hujan sambil menatap matanya, tetapi aku rasa hal itu tak akan bisa terjadi. Aku dan Rain berkuliah di kampus yang sama dan di fakultas yang sama pula. Kami berdua ialah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil. Tidak hanya kampus dan fakultas saja yang sama melainkan kami berdua juga menempati ruangan kelas yang sama. Inilah alasanku kenapa aku tidak bisa move on darinya. Cobaan yang sangat berat bagiku untuk melupakannya.
Saat ini kami berdua sama-sama sedang menjalani perkuliahan disemester 7 dan InsyaAllah ditahun depan kami berdua sudah menjadi fresh graduate from our university. Setiap harinya aku selalu berjumpa dengannya, tetapi aku tidak bisa berbicara dengan durasi waktu yang lama dengannya. Tanganku semakin gemetar, keringatku semakin tidak karuan jika aku semakin lama berbicara dengannya. Setiap kali aku berbicara dengannya aku tidak kuasa untuk menatap matanya, terkadang mataku menoleh kebawah sesekali jari-jari tanganku memainkan layar Apple watch yang aku kenakan. Aku hanya dapat memandangi wajahnya disaat ia sedang membawakan materi presentasi di kelas. Aku sengaja duduk dibagian depan agar aku dapat dengan mudah melihat wajahnya. Sesekali aku mencoba untuk menoleh ke arah dinding agar ia tidak menoleh kearahku. Moment yang paling aku sukai ialah di moment seperti itu, karena aku tidak harus berbicara langsung dengannya untuk melihat wajahnya.
Setelah sekian lama aku mengaguminya dan beberapa kali perasaanku ditolaknya, di hari ini entah ada keajaiban apa yang datang menghampirinya yang menjadikan hatinya terbuka untukku. Sangat luar biasa! Di hari ini aku merasa menjadi pria yang paling beruntung karena bisa menjadi yang pertama untuk mengisi hatinya. Aku sempat tidak percaya dengan semua ini, tetapi ini bukanlah sebuah mimpi, ia benar-benar mulai menyukaiku. Saat itu ia mengatakan suka kepadaku melalui chatingan media sosial, ia bilang “Boy aku mau jujur, tapi sebenarnya aku malu jika menyampaikannya langsung ke kamu jadi, aku sampaikan lewat chat aja yaaa...by the way entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu kepikiran kamu terus, aku juga ngak paham sih maksud hatiku ini apa. Ngak biasanya sih aku seperti ini ke lawan jenis hehehe, maaf ya kalau chatku ngak mengenakan hati.” Sewaktu aku membaca chat darinya jantungku berdebar begitu kencang, aku merasa semua ini hanya mimpi. Saat itu aku tidak membalas chat darinya, tetapi aku memutuskan untuk langsung menemuinya. Seorang wanita seperti Rain bisa kumiliki, mungkin ini bukan sebuah kebetulan di dalam hidupku, melainkan ini ialah sebuah keajaiban.
Kami berdua semakin dekat, tetapi kedekatan kami tidak diketahui oleh banyak orang. Teman-teman di kelas juga tidak banyak yang tahu, karena kami berdua sengaja menutupinya. Tidak sedetikpun ku lewatkan tanpa memikirkannya, saat ini hanya sosial media yang bisa menyalurkan rasa rinduku kepadanya disaat aku sedang tidak bertemu dengannya ataupun tidak bersamanya. Seperti yang aku ketahui Rain ialah seorang wanita yang super duper sibuk, ia jarang sekali memiliki waktu luang terkadang waktu makan saja ia lupa. Waktu luang yang ia punya biasanya dimanfaatkan untuk membaca buku-buku kesukaannya. Sangat jarang sekali ia memulai chat duluan, bahkan hampir tak pernah, tetapi aku memaklumi hal itu karena itu sebuah resiko jika berhubungan dengan seorang wanita yang teoritis hehehe. Rasa sayangku kepadanya semakin dalam, sampai-sampai aku takut untuk kehilangannya. Rain tidak menyukai hal yang romantis, tetapi Rain menyukai hal yang teoritis. Kami berdua biasanya lebih memilih berkencan ke perpustakaan kota atau ke book store untuk membaca atau membeli beberapa buku. Cara berkencan kami sangat sederhana bukan?
Tidak terasa sudah 4 bulan lamanya kami menjalani hubungan ini. Hanya dalam waktu 2 bulan lagi kami berdua akan menjadi alumni di Universitas Bhayangkara ini dan menjadi fresh graduate. Entah kenapa tiba-tiba Rain memintaku untuk tidak menghubunginya, tidak menemuinya dan bahkan ia memintaku untuk melupakannya. Hatiku terasa hancur saat itu. Kenapa ia dengan mudahnya memintaku untuk melakukan semua itu. Padahal aku sudah menyiapkan moment yang spesial untuknya yang bertepatan pada hari wisuda nanti. Aku berencana untuk melamarnya, tetapi rencanaku itu telah kandas dibuatnya. Seperti yang aku ketahui sebelumnya, ia berencana akan melanjutkan study S2 nya di Belanda setelah kelulusan ini. Memang sebelumnya ia selalu mengaitkan hubungan ini dengan karir pendidikannya. Berkali-kali ia memberikanku kode untuk mengakhiri hubungan ini, tetapi aku tidak dapat memahami semua kode yang ia berikan. Rain termasuk seorang wanita yang sangat fokus dengan mimpinya, bahkan ia bisa merasa terganggu jika ada seseorang yang sedang mengisi hatinya. Ia bisa melepaskan seseorang tersebut demi mimpinya dan saat ini seseorang tersebut ialah aku. Aku mencoba ikhlas dengan keputusan yang diberikannya kepadaku. Semoga keputusan yang telah ia pilih ialah suatu keputusan yang tepat untuknya dan juga untukku. Aku tidak berharap banyak, jika kami tidak dipertemukan di dunia ini tidak masalah, tetapi aku berharap kami bisa dipertemukan di kehidupan kami yang selanjutnya.
Berat rasanya memulai hal yang baru tanpanya. Aku jadi merasa canggung saat bertemu dengannya di kelas, tetapi harus bagaimana lagi memang sedari awal aku sudah sekelas dengannya. Aku lihat setelah ia melepaskanku kehidupannya tetap bahagia bahkan sebelum aku masuk menjadi bagian di dalam hatinya ia masih tetap kelihatan bahagia. Ternyata kebahagian yang ia punya bukan berasal dari cinta seseorang, melainkan kebahagian yang ia punya berasal dari setiap apa yang ia lakukan. Sekarang aku sadar, mengapa ia memintaku untuk melupakannya karena tanpaku ia juga sudah bahagia jadi, untuk apa aku harus datang di dalam kehidupannya?
Waktu demi waktu semakin berlalu, tidak terasa hari ini ialah hari sidang pertama kami. Disaat aku sedang menunggu giliran panggilan sidang, tiba-tiba Rain melintas dihadapanku dengan wajah gembira dan bahagia karena ia sudah resmi menjadi sarjana Teknik Sipil (S.T). Tidak sedikitpun wajahnya menoleh kearahku, tetapi dari kejauhan aku sangat dalam menatap rasa bahagia yang ada di wajahnya. Rain semakin terlihat cantik disaat ia sedang tertawa maupun tersenyum. Gigi gingsulnya yang menjadi perhatian banyak orang disaat moment seperti itu. Sejak Rain keluar dari dalam ruangan sidang, semua teman dekatnya sudah menunggu di depan ruangan itu sambil membawa berbagai hadiah untuknya, seperti bunga, bouquet jajanan ringan dan bahkan ada yang membawakan boneka lengkap dengan aksesoris toga dan topi wisudanya. Rain ialah wanita yang humble sehingga ia memiliki banyak teman dan ia juga disayang oleh semua orang yang mengenalinya.
Rain mungkin saja saat ini sudah melupakanku, tetapi aku tidak akan bisa melupakannya. Ia begitu istimewa bagiku, sangat sulit bagiku untuk mendapatkan pasangan sepertinya. Setelah sidangku usai, aku mencoba memberanikan diri untuk menemuinya dan mengucapkan ucapan selamat kepadanya. Aku sempat tidak yakin jika rencanaku ini akan berhasil nantinya, tetapi aku akan mencobanya terlebih dahulu. Sangat kebetulan sekali ia sedang duduk sendirian di depan ruangan kelas sambil bermain smartphone nya sehingga ia tidak akan tahu siapa yang akan datang menghampirinya. Saat itu aku mencoba berjalan menuju kearahnya dan aku juga membawakan sebuah boneka yang imut untuknya. Tepat di depan kursi yang ia duduki aku berdiri dan tidak lama setelah itu ia langsung menengadahkan kepalanya ke arah wajahku. Aku langsung mengulurkan tangan kananku sembari ku ucapkan, “selamat yaaaa akhirnya sudah S.T juga hehe. Oiya by the way, aku juga punya kado untukmu. Semoga aja kamu suka yaaaa.” Uluran tanganku saat itu tidak langsung diterima olehnya dan perlahan-lahan aku mulai menurunkan uluran tanganku dan mengarahkannya ke arah saku celanaku. Setelah itu, ia membalas perkataanku, ia bilang “iyaaa kamu juga yaaa. By the way, aku ngak bisa nerima kado ini darimu, jadi sorry yaaa kalau aku tolak. Mendingan kamu berikan ke Reny aja, soalnya tadi aku lihat Reny ngak dapat kado sama sekali selepas sidang hehehe.” Hatiku semakin hancur saat itu juga dan bahkan aku semakin yakin bahwasannya ia sama sekali sudah tidak menyukaiku dan benar-benar telah menghapusku dari dalam kehidupannya. Aku langsung meninggalkannya sendirian di depan ruangan kelas itu dan  boneka yang aku pegang tadi langsung aku campakkan kedalam tong sampah yang ada di depan ruangan kelas itu. Rain melihat dengan jelas rasa kecewaku saat itu, tetapi ia tetap saja duduk manis di bangkunya itu. Ia sama sekali tidak berusaha untuk mengejarku dan menenangkan hatiku. Mungkin saat itu mataku tidak meneteskan air mata, tetapi hatiku…hatiku sangat hancur rasanya.
Tiba saatnya hari H wisuda, aku sudah mencoba menahan mataku untuk tidak menoleh ke arahnya, tetapi aku masih tetap saja gagal untuk melakukannya. Rain menjadi salah satu mahasiswi lulusan terbaik (CUMLAUDE) di Fakultas Teknik Sipil dan ia satu-satunya murid wanita yang berhasil meraih IPK tertinggi di kelas kami, yaitu 3,98 dan nyaris sempurna! Disaat itu Rain dipilih sebagai perwakilan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil untuk menyampaikan pesan dan kesan yang ia dapatkan selama mengenyam pendidikan di Universitas Bhayangkara ini. Rain dengan kebaya merah jambunya beserta toga dan selempang cumlaude nya ditambah dengan sapaan senyum yang amat manis disaat ia berjalan menuju atas podium auditorium kampus membuatnya semakin kelihatan cantik dan mempesona. Rasa kagumku semakin bergejolak saat itu, aku semakin sulit untuk melupakannya dari dalam kehidupanku. Aku sungguh tidak bisa menahan mataku untuk tidak memandang kearahnya, ia sangat mempesona di hari wisuda itu. Wajahnya yang cantik menjadi semakin cantik dengan adanya polesan make up yang menghiasi wajahnya. Setelah acara wisuda selesai aku sudah tidak melihat Rain di auditorium kampus. Mataku melihat kesana-kemari, tetapi aku sama sekali tidak melihatnya. Entah kenapa rasa gengsi di dalam diriku sama sekali tidak tersedia untuknya. Mungkin setelah acara wisuda itu Rain langsung pergi ke Studio Photo untuk mengabadikan moment wisudanya bersama kedua orang tua dan beserta beberapa keluarganya. Sangat disayangkan sekali aku tidak sempat berfoto dengannya dihari wisuda itu.
Setelah 3 hari pasca wisuda, aku melihat story instagram Rain yang isinya ia sedang mempersiapkan diri untuk ujian TOEFL dan IELTS. Ujian tersebut yang menjadi salah satu syarat mahasiswa asing  yang akan melanjutkan study ke luar negeri dan disaat itu pula Rain sudah kembali ke kampung halamannya. Aku pasti akan merindukannya…dan akan sangat merindukannya. Setelah 3 bulan pasca kelulusan dari Universitas Bhayangkara, Rain juga sudah resmi menjadi salah satu mahasiswa asing di Belanda. Keadaan umur Rain yang masih belia membuatnya semakin ingin lebih banyak menggapai semua mimpinya dan menggapai banyak prestasi. Aku memang sudah tidak pernah berkomunikasian melalui chatingan whatsapps maupun direct message dengannya, tetapi aku selalu mengetahui semua kegiatannya melalui semua unggahan story instagram dan postingannya. Kami berdua semakin jauh dan bahkan harapanku untuk bersama Rain juga sudah pupus. Aku tidak akan bisa bersamanya, karena mungkin aku bukanlah tipe pria idamannya. Dengan seiring berjalannya waktu aku mulai memutuskan semua pertemananku dengannya melalui semua akun sosial media yang aku gunakan. Karena hanya dengan cara seperti itu aku perlahan-lahan dapat melupakannya. Dikehidupanku yang sekarang aku harap akan lebih indah dan pastinya akan lebih baik dari pada kehidupanku yang sebelumnya. Sekarang ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan konstruksi swasta terbesar yang ada di Singapura. Hari demi hari silih berganti dan aku sudah mulai melupakan Rain, karena saat ini sudah ada seorang wanita yang tidak hanya sekedar menyukaiku, melainkan ia juga sangat mencintaiku. Aku sangat bahagia bisa mengenal dan menjalin cinta bersamanya karena aku baru menyadari bahwasannya membuka hati yang baru akan memberikan rasa bahagia yang luar biasa. Aku juga sudah merencanakan sebuah hari spesial untuk kami berdua. Aku akan menikah di akhir bulan Desember tahun ini. Sekarang disetiap detik yang aku lalui tak lupa ku mengucap syukur kepada-Nya, tetapi sebelumnya aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Rain yang telah menjadi cinta pertamaku diwaktu lalu. Aku hanya ingin menyampaikan padanya, bahwasannya aku sudah menemukan cinta terakhirku yang InsyaAllah akan selalu menemani hidupku sampai waktu memanggilku untuk kembali kepada-Nya…



THE END...

Comments

Popular Posts