Jadilah Perempuan Yang Cerdas!
Source Image : https://www.duniakaryawan.com/ and https://cantik.tempo.co/read/
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) dikatakan
sebagai penentu pewaris sifat untuk generasi selanjutnya (gen). Entah itu sifat
yang tampak maupun yang tidak tampak. Sifat yang tampak (genotipe) terdiri dari : bentuk wajah, gigi (gingsul), rambut
(ikal, lurus, keriting), warna kulit, bibir yang mungil, tinggi badan, hidung
mancung/pesek dsb. Sedangkan sifat yang tidak tampak (fenotipe) terdiri dari : kecerdasan (baik kecerdasan IQ maupun EQ).
Setiap orang memiliki DNA yang berbeda-beda, bahkan yang kembar identik
sekalipun memiliki DNA yang berbeda. DNA yang kita miliki ialah penggabungan
antara DNA ayah dan DNA ibu. Ayah memiliki kromosom berupa X dan Y, sedangkan
ibu memiliki kromosom XX. Kromosom tersebut disebut sebagai gonosom (kromosom
penentu jenis kelamin). Kita sering mendengar jika anak yang cerdas terlahir
dari ibu yang cerdas pula. Ada yang menganggap itu hanya sebuah mitos dan ada
juga yang menganggap itu fakta. Nah, bagaimana menurut anda? Apakah itu hanya
sebuah mitos? Atau fakta? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Washington, ibu menurunkan
gen kecerdasan lebih banyak karena ibu memiliki 2 kromosom X. Sedangkan ayah hanya
memiliki 1 kromosom X. Kromosom inilah yang menentukan fungsi kognitif seorang
anak.
Ternyata ibu menjadi pewaris
dominan untuk menghasilkan generasi-generasi yang cerdas. Setiap anak yang
dilahirkan baik laki-laki maupun perempuan pasti selalu memiliki kromosom X di
dalam DNA nya. Kromosom X tersebut lebih dominan didapatkan dari ibu, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat contoh sederhana persilangan di bawah ini.
♂ >< ♀
P
: X, Y X,X
G
:
X, Y dan X
F1
:
♂/♀
|
X
|
Y
|
X
|
XX
|
XY
|
Keterangan : ♂ = laki-laki
♀ = perempuan
P = Parental
(Induk)
G = Gamet
F1 = Fenotipe 1
XY = Keturunan laki-laki
XX = Keturunan perempuan
Dari hasil persilangan
tersebut dapat kita lihat setiap keturunan yang didapatkan selalu memiliki
kromosom X baik itu laki-laki maupun perempuan. Sedangkan kromosom Y hanya
dimiliki oleh keturunan laki-laki saja. Jadi, tidak ada alasan bagi perempuan
untuk tidak berpendidikan tinggi. Karena generasi yang cerdas sebagian besar didapat
dari kromosom ibu (DNA). Selain didapat dari keturunan gen, kecerdasan juga didapat
dari lingkungan. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor penentu kecerdasan
anak. Lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak akan
mempengaruhi pola pikir mereka. So, bagaimana
dengan nasib laki-laki? Apakah mereka juga harus berpendidikan tinggi? Atau
hanya perempuan saja yang harus berpendidikan tinggi? Well…jangan sampai salah persepsi yaaa guys. Perempuan dikatakan sebagai penentu generasi cerdas bukan
berarti kaum lelaki tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi pula. Gonosom X
juga dimiliki oleh laki-laki, tetapi gen laki-laki seolah-olah di nonaktifkan
oleh gen kecerdasan perempuan (ibu). Bukti lain dari studi yang dilakukan oleh Medical Research Council Social and Public
Health Science Unit terhadap 12.686 orang berusia 14 – 22 tahun. Pertanyaan
yang diajukan berfokus pada IQ, ras, pendidikan dan status sosial ekonomi. Dari
serangkaian pertanyaan, dapat disimpulkan bahwa predictor terbaik dari kecerdasannya adalah IQ ibu mereka, tetapi
para ayah tidak perlu berkecil hati meskipun gen kecerdasan yang diwariskan
kepada generasi selanjutnya lebih condong dari ibu, para ayah tetap memiliki
pengaruh dalam pembentukan karakter fisik anak.
Bagaimana ladies? Masih mau malas-malasan belajar?
Atau malah termotivasi dengan tulisanku ini? Hehehe. Belajar tidak harus di
sekolahan atau di perguruan tinggi kok. Belajar bisa dilakukan dimanapun asalkan
ada niat. Belajar juga tidak mengenal usia. Jadi, tidak ada kata terlambat
untuk belajar. Belajar juga tidak harus selalu berhubungan dengan biaya. Jika
hanya untuk sekedar mengasah otak atau menambah wawasan saja kita cukup membeli
buku di toko buku atau membaca artikel-artikel yang bermanfaat melalui smartphone yang kita punya itu saja
sudah dapat mengasah otak dan menambah wawasan kita. Semakin tinggi wawasan
yang kita punya akan mempengaruhi pola pikir generasi kita selanjutnya. Karena
generasi-generasi yang cerdas dilahirkan dari orang tua-orang tua yang cerdas
pula khususnya para ibu.
"Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu." - Dian Sastrowardoyo
Comments
Post a Comment